https://kaghas.ejournal.unsri.ac.id/index.php/kaghas/issue/feedKaghas: Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijaya2025-06-14T15:09:16+00:00M Husnihusnithamrin@fisip.unsri.ac.idOpen Journal Systems<p style="text-align: justify;">Kaghas: Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijaya merupakan jurnal penelahaan sejawat dengan akses terbuka yang berfokus pada pengembangan ilmu komunikasi. Kaghas: Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijaya diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya dengan tujuan utama untuk mendiseminasikan analisis kritis dan orisinil dari para akademisi, peneliti dan praktisi mengenai berbagai masalah ilmu komunikasi kontemporer baik lokal, nasional, maupun internasional. Artikel-artikel dalam Kaghas: Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijaya diterbitkan setelah menjalani proses peer-review yang memberikan analisis eksklusif dari berbagai macam perspektif. Kaghas: Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijaya bercita-cita untuk memberikan hasil studi berkualitas tinggi dan pemikiran baru bagi akademisi, peneliti dan pembuat keputusan untuk memecah kompleksitas dan dinamika isu-isu ilmu komunikasi kontemporer. Diterbitkan dua kali dalam setahun, bulan Mei dan November, Kaghas: Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijaya mengundang akademisi, peneliti dan praktisi dari berbagai macam disiplin ilmu untuk mengirimkan tulisan-tulisan analitik dan berkontribusi pada pengembangan ilmu komunikasi.</p>https://kaghas.ejournal.unsri.ac.id/index.php/kaghas/article/view/83RESEPSI AUDIENS PADA PERSONAL BRANDING RIAN FAHARDHI SEBAGAI PRESIDEN GEN-Z DI AKUN TIKTOK @RIANFAHARDHI2025-06-14T15:09:16+00:00Bunga Angelinaangelinabunga644@gmail.com<p>Kesuksesan Rian Fahardhi dalam menarik perhatian penonton dan memperoleh julukan Presiden Gen-Z tidak terlepas dari berbagai kritik yang ditujukan kepadanya melalui laman komentar. Adanya pendapat pro dan kontra mengenai personal branding yang dibangun oleh Rian sebagai Presiden Gen-Z menarik minat peneliti untuk meneliti bagaimana pemaknaan atau penerimaan audiens terhadap personal branding Rian Fahardhi di akun TikTok @rianfahardhi. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Peneliti juga menggunakan kajian analisis resepsi menurut teori Stuart Hall. Menurut teori analisis resepsi Hall, makna dari konten media tidak tetap, melainkan bergantung pada bagaimana khalayak mempersepsikannya. Hall menguraikan bahwa proses dekoding pesan media dapat dilakukan melalui tiga kemungkinan posisi, yaitu posisi hegemoni dominan, posisi negosiasi, dan posisi oposisi. Secara garis besar, informan dalam penelitian ini menerima personal branding @rianfahardhi sebagai representasi seorang anak muda yang kritis, berani dalam menyuarakan hal-hal penting, memiliki gaya bicara yang unik, khususnya dalam tema politik dan isu sosial, serta sebagai sumber kebutuhan informasi. Berdasarkan proses dekoding Stuart Hall dari dua belas informan yang diteliti, terdapat 8 informan yang berada pada posisi hegemoni dominan, dan 4 informan lainnya berada pada posisi negosiasi. Sedangkan informan pada posisi oposisi tidak ditemukan dalam penelitian ini.</p>2025-05-21T01:50:36+00:00Copyright (c) 2024 Kaghas: Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijayahttps://kaghas.ejournal.unsri.ac.id/index.php/kaghas/article/view/84PERTUKARAN SOSIAL KELUARGA BROKEN HOME PADA RT.03 RW.01 KELURAHAN KERAMASAN KECAMATAN KERTAPATI KOTA PALEMBANG2025-06-14T15:08:55+00:00Afifah Taqiyyahaffifahtaqiyyah456@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertukaran sosial pada keluarga broken home yang terjadi di RT. 03 RW. 01 Kelurahan Keramasan, Kecamatan Kertapati, Kota Palembang. Subjek penelitian ini adalah empat orang remaja dan para orang tua dari keluarga broken home. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data secara wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada studi kasus ini memang seolah terlihat seluruh informan baik baik saja. Namun bila dicermati lebih jauh terjadi gangguan secara psikologis, MJ (20) memiliki rasa dendam dengan sang ayah yang menelantarkan mereka. IP (21) sangat merasa kecewa atas perlakuan ibunya yang tidak ingin bertemu. EW (16) sangat menginginkan peran sosok ayah dan AH (16) yang merasa lebih tentram untuk tidak tinggal bersama orang tuanya. Serta adanya aktivitas pertukaran sosial yang meliputi kebutuhan yang terpenuhi kebebasan yang diberikan, adanya penghargaan, adanya pengorbanan dan tingkat perbandingan dengan menjadi aspek yang dapat mempertahankan hubungan sosial yang dialami keluarga broken home.</p>2025-05-21T01:51:05+00:00Copyright (c) 2024 Kaghas: Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijayahttps://kaghas.ejournal.unsri.ac.id/index.php/kaghas/article/view/85PENGGUNAAN FASHION THRIFT SEBAGAI KONSEP DIRI REMAJA DI KOTA PALEMBANG2025-06-14T15:08:35+00:00Mohamad Afiq Adrianmohamadfiqadrian@gmail.com<p>Fenomena penggunaan fashion thrift pada kalangan remaja di Kota Palembang saat ini sedang populer. Dengan adanya acara-acara besar <em>fashion thrift</em>, membuat remaja beralih menggunakan fashion thrift sebagai gaya berpakaiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan dan konsep diri yang terbentuk pada remaja pengguna fashion thrift di Kota Palembang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, melibatkan empat orang remaja pengguna <em>fashion thrift</em> sebagai sumber data dan informasi penulisan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Untuk menganalisis data temuan penelitian, penulis menggunakan teori interaksi simbolik <em>George Harbert Mead</em> yaitu pikiran, diri, masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemaknaan remaja terhadap fashion thrift bukan hanya sekedar pakaian bekas biasa, melainkan fashion untuk meningkatkan value diri bagi penggunanya. Selain itu, konsep diri yang terbentuk pada diri remaja adalah keinginan untuk tampil <em>fashionable</em>, meningkatkan eksistensi diri di lingkungan sosialnya dan adanya kepuasan tersendiri bagi remaja ketika menggunakan <em>fashion thrift</em>. Proses terbentuknya konsep diri pada remaja ini didukung oleh pandangan positif dari orang terdekat mereka seperti orang tua, kerabat, dan teman-temannya.</p>2025-05-21T01:51:31+00:00Copyright (c) 2024 Kaghas: Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijayahttps://kaghas.ejournal.unsri.ac.id/index.php/kaghas/article/view/86MAKNA SIMBOLIK ISI SESAJEN DALAM KESENIAN KUDA LUMPING "KUDA BHIRAWA" DI DESA TEKOREJO KECAMATAN BUAY MADANG TIMUR KABUPATEN OKU TIMUR2025-06-14T15:08:15+00:00Rulita Widi Nandarirulitawidinandari@gmail.com<p>Sesajen dalam kesenian kuda lumping dianggap negatif oleh sebagian besar masyarakat, mereka menganggap sesajen tersebut sebagai media untuk memanggil mahluk halus untuk merasuki penari kuda lumping. Kerasukan dalam kesenian kuda lumping terjadi dianggap karena disebabkan oleh sesajen kuda lumping tersebut, akibat anggapan masyarakat yang menilai mistis dan negatif menjadikan masyarakat mulai meninggalkan bahkan menghilangkan budaya tersebut tanpa mengetahui makna sesajen yang sesungguhnya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui makna simbolik isi sesajen dalam kesenian kuda lumping “Kuda Bhirawa” di desa Tekorejo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori Semiotika Roland Barthes yang memiliki tiga elemen yaitu Denotasi, Konotasi, dan Mitos. Hasil penelitian ini menunjukan adanya komunikasi non verbal pada kesenian kuda lumping “Kuda Bhirawa” berupa gerak tubuh dan parabahasa. Kemudian terdapat juga makna simbolik yang ada di dalam isian sesajen seperti, ayam ingkung, beras kuning, pisang raja, kemenyan, cok bakal, parem, buceng, kelapa, air kembang, dan kopi, teh, air minum.</p>2025-05-21T01:52:03+00:00Copyright (c) 2024 Kaghas: Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijayahttps://kaghas.ejournal.unsri.ac.id/index.php/kaghas/article/view/87DRAMATURGI PADA MEDIA SOSIAL: PENGGUNAAN FITUR CLOSE FRIENDS DI INSTAGRAM 2025-06-14T15:07:54+00:00Fazri Zulfaramadhanfazrzulfaramadhan2001@gmail.com<p>Aplikasi Instagram sebagai media sosial menyediakan fitur baru pada pengaturan Instagram <em>stories, </em>yaitu fitur <em>close friends. </em>Instagram <em>stories </em>merupakan salah satu fitur dari Instagram yang dapat memberikan keleluasaan pengguna untuk mengunggah foto dan video kepada khalayak dengan jangka waktu hanya dalam 24 jam. Kemunculan fitur <em>close friends </em>pada pengaturan Instagram <em>stories </em>membuat pengguna lebih leluasa untuk menentukan kerahasiaan unggahan mereka dan menentukan siapa saja yang dapat melihatnya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dramaturgi terhadap pengguna media sosial Instagram tentang bagaimana cara pengguna menciptakan panggung depan dan panggung belakang. Data diperoleh dari wawancara deskriptif dengan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori <em>digital dramaturgy </em>yang memiliki tiga bagian yakni <em>backstage, in-between region, </em>dan <em>front region. </em>Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengguna media sosial Instagram dalam penggunaannya memiliki dua panggung berbeda yang dapat ditunjukan dari konten akun utamanya dengan konten pada fitur <em>close friends </em>yang bersifat rahasia. Fenomena ini memiliki beberapa alasan mengapa hal tersebut dapat terjadi sesuai dengan kepentingan dan tujuan penggunaan dalam menggunakan media sosial Instagram.</p>2025-05-21T01:52:30+00:00Copyright (c) 2024 Kaghas: Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijayahttps://kaghas.ejournal.unsri.ac.id/index.php/kaghas/article/view/88AKOMODASI KOMUNIKASI MAHASISWA BATAK UNIVERSITAS SRIWIJAYA TERHADAP BUDAYA PALEMBANG 2025-06-14T15:07:33+00:00Esverancia Sitanggangesveranciasitanggang07@gmail.com<p>Komunikasi antarbudaya adalah proses pertukaran pesan antara individu yang berasal dari berbagai latar belakang budaya, etnisitas, status sosial-ekonomi, dan campuran karakteristik lainnya. Mahasiswa Batak di Universitas Sriwijaya yang pada umumnya memiliki gaya komunikasi yang ditandai oleh intonasi tinggi, keberanian, dan minim basa-basi perlu menyesuaikan gaya komunikasi mereka saat beriterikasi dengan masyarakat Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana akomodasi komunikasi mahasiswa Batak terhadap budaya Palembang. Penelitian ini menggunakan teori akomodasi komunikasi. Informan penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sriwijaya yang berasal dari Batak dan mahasiswa asli Palembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam interaksi antara mahasiswa Batak dan Palembang muncul bentuk-bentuk akomodasi komunikasi yang dikategorikan menjadi tiga, yaitu: konvergen, divergen, dan akomodasi berlebihan. Mahasiswa Batak melakukan akomodasi konvergen dengan memahami dan menirukan gaya komunikasi tuan rumah baik dari intonasi, nada bicara, logat dan aksen. Dari hasil observasi peneliti menemukan munculnya akomodasi berlebihan yang dilakukan oleh tiga informan yang sering menggunakan Bahasa Palembang walaupun tidak fasih sehingga terkesan terlalu memaksa. Namun demikian, akomodasi divergen juga masih muncul dalam bentuk penggunaan bahasa Indonesia dengan logat Batak dan sesekali beberapa informan memakai bahasa Batak saat berkomunikasi dengan masyarakat Palembang di sekitar mereka.</p>2025-05-21T01:52:55+00:00Copyright (c) 2024 Kaghas: Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijaya