RESEPSI AUDIENS PADA PERSONAL BRANDING RIAN FAHARDHI SEBAGAI PRESIDEN GEN-Z DI AKUN TIKTOK @RIANFAHARDHI
Abstract
Kesuksesan Rian Fahardhi dalam menarik perhatian penonton dan memperoleh julukan Presiden Gen-Z tidak terlepas dari berbagai kritik yang ditujukan kepadanya melalui laman komentar. Adanya pendapat pro dan kontra mengenai personal branding yang dibangun oleh Rian sebagai Presiden Gen-Z menarik minat peneliti untuk meneliti bagaimana pemaknaan atau penerimaan audiens terhadap personal branding Rian Fahardhi di akun TikTok @rianfahardhi. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Peneliti juga menggunakan kajian analisis resepsi menurut teori Stuart Hall. Menurut teori analisis resepsi Hall, makna dari konten media tidak tetap, melainkan bergantung pada bagaimana khalayak mempersepsikannya. Hall menguraikan bahwa proses dekoding pesan media dapat dilakukan melalui tiga kemungkinan posisi, yaitu posisi hegemoni dominan, posisi negosiasi, dan posisi oposisi. Secara garis besar, informan dalam penelitian ini menerima personal branding @rianfahardhi sebagai representasi seorang anak muda yang kritis, berani dalam menyuarakan hal-hal penting, memiliki gaya bicara yang unik, khususnya dalam tema politik dan isu sosial, serta sebagai sumber kebutuhan informasi. Berdasarkan proses dekoding Stuart Hall dari dua belas informan yang diteliti, terdapat 8 informan yang berada pada posisi hegemoni dominan, dan 4 informan lainnya berada pada posisi negosiasi. Sedangkan informan pada posisi oposisi tidak ditemukan dalam penelitian ini.